Doa- doa iftitah dan Istiftah serta penggunaannya.
Menurut Ustadz Adi Hidayat,Lc, MA ada 12 bacaan Iftitah/Istiftah.
Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam selalu mengganti-ganti bacaan doa
istiftahnya. Tapi yang populer dan sering di gunakan ada 3, yaitu doa Iftitah
Kabiiraw, doa istiftah Wajjahtu (tanpa Inni) dan doa Iftitah Allahumma Baa'id.
Masing-masing doa Iftitah dan Istiftah di atas memiliki dallil dan di sebutkan
dalam kitab hadist.
Membaca doa Iftitah/Istiftah hukumnya sunnah dan jika tidak di
baca tidak membatalkan Sholat.
1. Doa Iftitah Kabiiraw terdapat dalam kitab Musnad
Ahmad nomor hadist 4339
Bacaanya:
اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا
وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً
Allaahu akbar kabiiraa wal-hamdu lillaahi katsiiraa wa
subhaanallaahi bukrataw wa ashiilaa.
Artinya: Allah maha besar dengan
sebesar-besarnya. Segala puji yang sebanyak-banyaknya bagi Allah. Dan Maha suci
Allah sepanjang pagi dan sore.
2. Doa Istiftah Wajjahtu terdapat dalam kitab hadist
Muslim nomor hadist 1848.
Bacaannya:
وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ
حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
Wajjahtu wajhiya lil-ladzii fatharas-samaawaati wal-ardha
haniifam muslimaw wa maa ana minal-musyrikiin.
إِنَّ صَلاَتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ ِللهِ رَبِّ
الْعَالَمِيْنَ. لاَشَرِيْكَ لَهُ وَبِذلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ
الْمُسْلِمِيْنَ
Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi
rabbil-‘aalamiin. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa ana
minal-muslimiin.
Artinya: Aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang
telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan dan kepasrahan diri,
dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang menyekutukan-Nya. Sesungguhnya
shilatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah kepunyaan Allah, Tuhan semesta
alam, yang tiada sekutu bagi-Nya dan dengan itulah aku di perintah dan aku
termasuk orang-orang yang berserah diri.
3. Doa Iftitah Allahumma Baa'id terdapat dalam kitab
Hadist Al Bukhari
Bacaanya:
للَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ، كَمَا بَاعَدْتَ
بَيْنَ المَشْرِقِ وَالمَغْرِبِ، اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنَ الخَطَايَا كَمَا
يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ
بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالبَرَدِ
Allaahumma baa‘id bainii wa baina khathaayaaya kamaa baa‘adta
bainal-masyriqi wal-maghrib. Allaahumma naqqinii min khathaayaaya kamaa
yunaqqats- tsaubul-abyadhu minad-danas. Allaahummaghsilnii min khathaayaaya
bil-maa’i wats-tsalji wal-barad.
Artinya: Ya Allah, jauhkanlah aku daripada
kesalahan dan dosa sebagaimana Engkau telah menjauhkan antara timur dan barat.
Ya Allah, bersihkanlah aku dari segala kesalahan dan dosa sebagaimana bersihnya
kain putih dari kotoran. Ya Allah, sucikanlah segala kesalahanku dengan air,
salju dan air embun sebersih-bersihnya.
CATATAN PENTING:
Dalam hadist di sebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW lebih sering
membaca doa Iftitah Allahumma Baa'id dalam sholat siang
(sholat fardhu) dan membaca doa Istiftah Wajjahtu saat
sholat malam. Hal itu di sesuaikan dengan kondisinya, di mana
pada siang hari, manusia banyak berinteraksi dan banyak berbuat salah, sehingga
permohonan agar diri di sucikan dari dosa disarankan untuk di lakukan. Dan doa
iftitah yang sesuai adalah Allahumma Baa'id. Sedangkan Doa istiftah Wajjahtu
yang lebih panjang di baca saat sholat malam yang suasananya lebih khusyuk dan
tenang.